Rabu, 22 Oktober 2008

MOJOKERTO

MOJOKERTO

Mojokerto telah kita lalui bersama,
banyak kenangan di sana,
sebagai pengurus TKK membawa biduk berselancar
menyeberangi lumpur
sama seperti lapindo yang semakin luas
semangat kita juga harus semakin meluas,
menyeberangi lautan lumpur Satya
dan mengarungi lautan dharma
Apa yang akan kita perjuangkan?
semangat satyaku dan semanat dharmaku
ataukah
kita hanya akan menyuguhkan egoisme pribadi?
egoisme karena kecongkakan
ataukah egoisme karena kecurigaan?
Krisis kepercayaan membuat kita tercerai berai,
krisis kepercayaan membuat kita saling curiga,
apa semangat itu yang akan kita hidupi?
apa semangat itu yang akan terus kita mulia-muliakan?
Satyaku kudarmakan dan Dharmaku kubaktikan,
bukan sekedar slogan tapi,
kita berharap bersama slogan itu akan menghidupi kita bersama.

Mojokerto,
Kita tinggalkan suasana di sana bersama dengan lumpur lapindonya,
kita bangun semangat baru
'tuk hidupi satya dan dharma kita

Salam.

Selasa, 14 Oktober 2008

HATI HAMBA

TUHAN,

Di kala mentari masih bersinar,
Di kala mentari masih menampakkan senyum,
tampak pula keramahan,
datang pula keceriaan bumi menyapa pagi,
menyapa embun,
intan masih bersinar,
dengan coraknya,
Berilah sebuah harapan,
berilah sebuah senyum untuk sebuah misi,
berilah seulas selendang untuk merengkuh panggilan,
panggilan menjadi penerus,
jejak kakimu
di perbukitan bumi,
di lembah gunung yang hijau,
kau tampakkan putih kemilau di ujung kakinya,
agar lapang jalan panggilan,
agar lapang jalan di perjalanan
'tuk mengabdi sesama.
'tuk kawan yang berbahagia,
menapaki hari depan.

Kamis, 09 Oktober 2008

KURSUS PEMBINA MAHIR DASAR

SALAM PRAMUKA!

TEMAN, TEMAN TKK BKS YPK DIY akan mengadakan peningkkatan kompetensi pembina dalam KURSUS MAHIR DASAR yang akan dilaksanakan pada:
a. setiap Sabtu s.d. Minggu Pukul 14.00 s.d. 15.00 WIB
b. selama bulan November dimulai tanggal 1 November s.d. 29 November 2008
c. Biaya kursus Rp 325.000,- dengan fasilitas, tempat,konsumsi,buku serahan materi kursus
d. tempat Gubug Pramuka KWARCAB Sleman

Siapa mau bergabung? silahkan hubungi Kak Dharmayanti di no. 08122777343 atau Kak Hariyanta di nomor 08122776014

Kapasitas peserta antara 30 s.d. 40 orang

Siapa mau bergabung? Segera hubungi kami.

Salam

Selasa, 07 Oktober 2008

PERJALANAN HIDUP

PERJALANAN HIDUP

Waktu bagaikan roda yang berputar,
Terus berjalan menuju kesempurnaan,
Apakah memang benar-benar sempurna?
atau hanyalah sekedar berjalan,
Waktu mempenggaruhi hidup,
mempengaruhi nafas,
nafas kehidupan,
hidup,
sempurna dan semakin sempurna,
apa memang demikian?
apa memang harus nyata berjalan?
bisakah kita mundur sebentar?
untuk melihat hidup yang lalu?
Kita hanya bisa berkaca dari spion hidup,
jalan di belakang kita yang kita tinggalkan,
jalan yang mulus, penuh gejolak atau jalan yang berbahaya,
hidup,
perlu perjuangan
Selamat berjuang , selamat mempertahankan hidup
sampai pada titik darah yang terakhir.

Minggu, 05 Oktober 2008

KEPEDULIAN

Kita sebagai pembina, guru dan keluarga, tentunya akan menjumppai anak-anak dengan kebutuhan khusus yang ada di sekitar kita,
ada baiknya kita pahami materi berikut ini karena jumlah anak KBK semakin hari semakin bertambah dan sangat memprihatinkan, juga menguras segala daya dan pikiran kita. Tapi apakah anak itu akan kita singkirkan/ dan kita hanya mau dengan yang serba aman? kita tidak dapat menolak jika seandainya di antara keluarga kita ada anak KBK juga kita tidak mungkin menolak jika di sekolah kita ada anak KBK karena mereka pun ingin diterima sebagaimana adanya. Bagaimana kepedulian kita?Apakah kita masih peduli?

ANAK KEBUTUHAN KHUSUS AUTISME

Kromosom Abnormal Penyebab Autisme
Si kecil Ludin suka bermain sendirian sejak berumur dua tahun. Ia sering marah dan gusar bila ditemani bermain. Awalnya, ibunda Ludin, Nyonya Imroatus, menganggap putranya tak punya kelainan. Ia menyangka, putranya cuma ogah ditemani.Tetapi, setelah Ludin berumur tiga tahun, kebiasaan itu tak kunjung berubah. Bocah ini malah cenderung cuek terhadap lingkungannya. Ludin tak mau menyahut bila dipanggil. Ia ogah berkomunikasi dengan siapa pun. Bocah ini cenderung asyik dengan dirinya sendiri.Nyonya Imroatus mengkhawatirkan perkembangan putra semata wayangnya. Ia lantas membawa si kecil ke ahli psikiatri. Hasil analisis psikiater, Ludin mengalami autisme. Nyonya Imroatus kaget bukan kepalang setelah mengetahui kondisi putranya, mengingat selama ini anak autisme tergolong sulit ditangani.Nyonya Imroatus tak patah arang. Demi masa depan putranya, apa pun dia lakukan. Kini Nyonya Imroatus rajin membawa si buah hati berobat dan berkonsultasi dengan dokter ahli di Rumah Sakit Soetomo, Surabaya.Selama tiga bulan terakhir ini, Ludin menjalani terapi di rumah sakit itu. Perkembangannya lumayan pesat. Ludin mulai mau mengucapkan sejumlah kosakata sederhana: "bapak", "ibu", dan "makan". Nyonya Imroatus tak habis pikir, mengapa anaknya menderita autisme.Padahal, di lingkungan keluarganya tak satu pun yang menderita autisme. Baik keluarga dari pihak ayah atau ibu Nyonya Imroatus maupun keluarga suaminya. Karena itulah, ia kaget setelah membaca berita bahwa autisme bersifat genetik. "Yang dialami anak saya itu yang pertama di keluarga kami," kata Nyonya Imroatus.Kaitan genetik dengan autisme muncul dari pernyataan Steven Scherer, peneliti di Universitas Toronto, Kanada. Ia bersama para ilmuwan dari sejumlah negara melakukan penelitian tentang autisme yang didanai Autism Genome Project Cabang Kanada. Scherer bersama para ilmuwan dari sembilan negara mengumpulkan gen dari 1.168 keluarga.Tiap-tiap keluarga itu memiliki minimal dua anak autis. Scherer memeriksa kromosom X yang berjumlah 23. Ternyata, pada masing-masing kromosom ada beberapa gen yang abnormal. Dari situlah ia berkesimpulan bahwa autisme bersifat genetik. Dan pada kromosom nomor 11 itulah yang paling menonjol kelainannya."Fakta ini menunjukkan bahwa 90% penyebab autisme adalah gen," kata Scherer, seperti dikutip ABCnews.com, Senin pekan silam. Ia menyatakan bahwa studi itu belum kelar. Kemungkinan Scherer bisa merampungkan penelitiannya ini paling singkat tiga tahun lagi.Lewat penelitian itu, Scherer berharap, nanti bisa diketahui berapa banyak gen abnormal yang terlibat dan punya keterkaitan di antara gen-gen. "Jika hal itu sudah diketahui, kemungkinan akan dapat dibuat obatnya," kata Scherer.Dokter Bridget Fernandez, selaku Ketua Autism Genome Project, memperkuat temuan Scherer. Menurut dia, autisme --seperti juga asma-- berkaitan dengan faktor keturunan. Ia yakin, faktor gen berperan, meski autisme tidak akan muncul dalam satu jenjang keturunan. Artinya, autisme bisa tak diturunkan dari orangtua, melainkan bisa juga melalui garis dari buyut.Temuan Scherer tentu saja membuka harapan penyembuhan autisme. Sebab jumlah penyandang autisme kian hari kian bertambah. Dokter Nining Febriana, psikiater anak yang bekerja di Rumah Sakit Dokter Soetomo, mengungkapkan bahwa jumlah anak autis cenderung bertambah, Dalam sebulan, ia rata-rata menerima lima pasien baru yang menderita autisme.Anak autis yang ditangani Dokter Nining dalam sepekan mencapai 40 anak. "Makin hari makin banyak. Mungkin para orangtua mulai sadar," kata Nining. Makin bertambahnya kasus anak autis juga terlihat dari bermunculannya sekolah-sekolah khusus penyandang autisme.Di Jakarta Selatan ada sekolah Mandiga. Lalu di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, telah berdiri Indonesia Centre for Autism Resource and Expertise (Indocare). Indocare akan menjadi pusat percontohan bagi pengembangan sumber daya dan pelatihan khusus untuk anak yang mengalami gangguan spektrum autisme.Di Indonesia, diperkirakan lebih dari 400.000 anak menyandang autisme. Sedangkan di dunia, pada 1987, prevalensi penyandang autisme diperkirakan 1 berbanding 5.000 kelahiran. Sepuluh tahun kemudian, angka itu berubah menjadi 1 anak penyandang autisme per 500 kelahiran. Pada tahun 2000, naik jadi 1:250.Tahun lalu, jumlah anak autis bertambah banyak. Diperkirakan 1:100 kelahiran. Prevalensi penderita autisme kini lebih banyak ketimbang anak-anak penyandang sindroma down, yang ditandai dengan muka Mongoloid.Temuan Scherer menyingkirkan dugaan-dugaan penyebab autisme yang selama ini mendominasi. Ada yang bilang, autisme merupakan dampak buruk merkuri. Bahkan sejumlah vaksin dan obat-obatan pernah disebut-sebut sebagai penyebab autisme.Teori itu tidak mengada-ada, karena kadar merkuri dalam darah penyandang autisme cukup tinggi. Bahkan sebuah penelitian menemukan, kadar merkuri pada rambut anak autis cukup tinggi. Ada peneliti yang mementahkan teori itu, tapi banyak yang mengiyakan.Dugaan lain, autisme disebabkan oleh faktor pemberian nutrisi sewaktu bayi masih di dalam kandungan. Makanan yang mengandung bahan pengawet yang dikonsumsi ibu hamil berpengaruh terhadap pertumbuhan janin."Makanan yang mengandung bahan pengawet, seperti makanan cepat saji, sangat buruk bagi pertumbuhan janin. Makanan laut yang tercemar merkuri juga berbahaya bagi janin," kata Dokter Nining Febriana kepada Ari Sulistyo dari Gatra.Selain makanan instan, ditemukan banyak unsur kasein dan gluterin pada tubuh pasien autisme. Kasein banyak terdapat pada susu sapi, sedangkan gluterin pada terigu. Maka, penyandang autisme dilarang mengonsumsi susu sapi dan makanan yang terbuat dari tepung terigu."Jika itu dipatuhi, jumlah anak autis berangsur-angsur bisa berkurang," ujar Nining. Menanggapi temuan Scherer, Nining mengatakan bahwa faktor genetik dulu memang menjadi dugaan. Segala kemungkinan faktor penyebab autisme masih bisa muncul, termasuk faktor genetik.Dokter Tjin Wiguna, psikiater anak pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, juga mengamini soal peran kelainan genetik. Ada kemungkinan, keluarga yang punya anak autis akan memiliki anak lagi yang kena penyakit yang sama. "Risikonya 3% lebih tinggi ketimbang dari keluarga normal," katanya. Namun belum dapat digeneralisasi bahwa semua kasus anak autis terjadi karena kelainan gen.Aries Kelana dan Elmy Diah Larasati[Kesehatan, Gatra edisi 16 Beredar Kamis, 1 Maret 2007] Sumber : http://www.gatra.com/artikel.php?id=102873



PATUT KITA PRIHATINKAN SEKARANG 1 : 100 KELAHIRAN AKAN ADA ANAK AUTIS

MEMAAFKAN

MEMAAFKAN

Saudara- saudara kita baru saja merayakan hari kemenangannya,
merayakan kemenangan mereka memerangi segala nafsu
memaafkan dan saling memaafkan,
sebuuah tradisi yang patut kita teladani,
hari itu hari yang fitri hari yang tanpa dosa,
apapun dosa kita ,
kita saling memaafkkan,
dalam tradisi kita,
setiap kali atau mungkin setiap kita pergi ke rumah Tuhan,
ada bagian yang menunjukkan kita menyesali dosa-dosa kita,
dalam doa yang setiap hari kita daraskan,
BAPA KAMI,
tapi,
apa betul kita mengampuni dosa-dosa orang lain?
apa betul kita mengakui dosa-dosa kita?
atau kita hanya melihat dosa orang lain,
tapi kita tidak melihat dosa kita?
kita selalu melihat kelemahan orang lain,
kita selalu melihat kejelekan orang lain?
awalilah hari ini dengan semangat mengampuni,
awalilah hari ini dengan menyelamatkan orang lain.
awalilah
dan awalilah
hari ini dengan syukur................

Jumat, 03 Oktober 2008

PERUBAHAN JIWA

Usia kita,
tidak akan ada yang tahu,
kapan
kita hidup
dan kapan kita dipanggil oleh Nya
hanya kita dapat memaknai hidup
agar hidup kita semakin bebrbuah lebat,
Buah yang akan kita hasilkan
tergantung pada kita memupuknya,
buah akan menjadi besar dan ranum jikakita merabuk dengan cinta,
tapi....
buah tidak selamanya berhasil sesuai dengan yang kita idam-idamkan,
mungkin disebabkan bibit yang kurang baik,
atau pengaruh alam yang tidak bisa kita tolak,
sama seperti ketika kita dikarunia seorang anak,
anak itu akan menjadi apa,
tergantung kita,
tergantung bagaimana kita memaknai hidupnya,
jika kita dikarunia anak yang tidak sempurna,
lalu bagaimana sikap kita?
apa anak itu akan kita singkirkan?
apa anak itu bukan menjadi bagian dari diri kita?
bukan hal mudah
jika kita dianugerahi hidup yang tidak sempurna,
jiwa dan raga kita tercurah padanya,
seakan - akan sia-sia apa yang sudah kita perbuat,
kadang-kadang kita merasa gagal,
karena beda dari yang lain,
tapi kadang kita bangga karena menjadi yang terpilih,
apa kita akan tetap tegar?
harapan kita,
ketegaran dan ketabahan harus selalu ada,
harus selalu hadir di antara kita.
Tuhan,
berilah aku setetes embun yang akan menyegarkanku.